Usaha kesehatan sekolah disingkat
UKS adalah suatu usaha yang dilakukan sekolah untuk menolong murid dan juga
warga sekolah yang sakit di kawasan lingkungan sekolah. UKS biasanya
dilakukan di ruang kesehatan suatu sekolah. Dalam pengertian lain, UKS adalah
usaha untuk membina dan mengembangkan kebiasaan dan perilaku hidup sehat pada
peserta didik usia sekolah yang dilakukan secara menyeluruh (komprehensif)
dan terpadu (integrative). Untuk optimalisasi program UKS perlu ditingkatkan
peran serta peserta didik sebagai subjek dan bukan hanya objek.
Dengan UKS ini diharapkan mampu
menanamkan sikap dan perilaku hidup sehat pada dirinya sendiri dan mampu
menolong orang lain. Dari pengertian ini maka UKS dikenal pula dengan child to
child programme. Program dari anak, oleh anak, dan untuk anak untuk
menciptakan anak yang berkualitas.
Tujuan Usaha Kesehatan Sekolah
Secara umum UKS bertujuan
meningkatkan mutu pendidikan dan prestasi belajar peserta didik dengan
meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat serta derajat kesehatan peserta
didik. Selain itu juga menciptakan lingkungan yang sehat, sehingga
memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis dan optimal dalam
rangka pembentukan manusia Indonesia berkualitas. Sedangkan secara khusus
tujuan UKS adalah menciptakan lingkungan kehidupan sekolah yang sehat,
meningkatkan pengetahuan, mengubah sikap dan membentuk perilaku masyarakat
sekolah yang sehat dan mandiri
Sasaran Usaha Kesehatan Sekolah
Sasaran pembinaan dan
pengembangan UKS meliputi peserta didik sebagai sasaran primer, guru pamong
belajar/tutor orang tua, pengelola pendidikan dan pengelola kesehatan serta
TP UKS di setiap jenjang sebagai sasaran sekunder. Sasaran lainnya adalah
sarana dan prasarana pendidikan kesehatan dan pelayanan kesehatan. Sasaran
tertier lainnya adalah lingkungan yang meliputi lingkungan sekolah, keluarga
dan masyarakat sekitar sekolah.
Program Pokok Usaha Kesehatan Sekolah
Ada tiga program pokok
UKS yang sering disebut trias UKS, yaitu pendidikan kesehatan, pelayanan
kesehatan, dan pembinaan lingkungan sekolah sehat. Pendidikan kesehatan
dilakukan secara intra kurikuler dan ekstra kurikuler. Kegiatan intra
kurikuler adalah melaksanakan pendidikan pada saat jam pelajaran berlangsung
sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pendidikan ini tidak hanya diberikan
pada saat mata pelajaran Pendidikan Jasmani saja, namun bisa juga secara
integratif pada saat mata pelajaran lainnya disampaikan kepada peserta didik.
Peran Sekolah dalam Meningkatkan
Kesehatan
Pada era globalisasi ini
banyak tantangan bagi peserta didik yang dapat mengancam kesehatan fisik dan
jiwanya. Tidak sedikit anak yang menunjukkan perilaku tidak sehat, seperti
lebih suka mengkonsumsi makanan tidak sehat yang tinggi lemak, gula, garam, rendah
serat, meningkatkan risiko hipertensi, diabetes melitus dan obesitas, dan
sebagainya. Apalagi sebelum makan tidak mencuci tangan terlebih dahulu,
sehingga memungkinkan masukkan bibit penyakit ke dalam tubuh. Selain itu
meningkatnya perokok pemula, usia muda, atau usia peserta didik sekolah
sehingga risikonya akan mengakibatkan penyakit degeneratif.
Kesehatan fisik peserta didik berkorelasi
positif terhadap kematangan emosi sosialnya. Guru atau orang tua perlu
memberikan bekal yang penting bagi peserta didik yaitu menciptakan kematangan
emosi-sosialnya agar dapat berhasil dalam menghadapi segala macam tantangan,
termasuk tantangan untuk berhasil secara akademik. Peserta didik pun akan
mampu mengendalikan stress yang dialaminya, karena jika stress tidak
dikendalikan akan menyebabkan timbulnya berbagai penyakit dan akan menjadi
kendala untuk keberhasilan belajarnya.
Menurut WHO (Depkes, 2008) ada enam ciri utama sekolah yang dapat
mempromosikan atau meningkatkan kesehatan, yaitu:
1. Melibatkan semua pihak yang berkaitan dengan masalah
kesehatan sekolah, yaitu peserta didik, orang tua, dan para tokoh masyarakat
maupun organisasi-organisasi di masyarakat.
2. Berusaha keras untuk menciptakan lingkungan yang sehat
dan aman, meliputi sanitasi dan air yang cukup, bebas dari segala macam
bentuk kekerasan, bebas dari pengaruh negatif dan penyalahgunaan zat-zat
berbahaya, suasana yang mempedulikan pola asuh, rasa hormat dan percaya.
Diciptakannya pekarangan sekolah yang aman, adanya dukungan masyarakat
sepenuhnya.
3. Memberikan pendidikan kesehatan dengan mengembangkan
kurikulum yang mampu meningkatkan sikap dan perilaku peserta didik yang
positif terhadap kesehatan. Selain itu, memperhatikan pentingnya pendidikan
dan pelatihan untuk guru maupun orang tua.
4. Memberikan akses (kesempatan) untuk dilaksanakannya
pelayanan kesehatan di sekolah, yaitu penyaringan, diagnose dini, pemantauan
dan perkembangan, imunisasi, serta pengobatan sederhana. Selain itu,
mengadakan kerja sama dengan puskesmas setempat, dan mengadakan
program-program makanan begizi dengan memperhatikan ‘keamanan’ makanan.
5. Menerapkan kebijakan-kebijakan dan upaya-upaya di
sekolah untuk meningkatkan kesehatan, yaitu kebijakan yang didukung oleh
seluruh staf sekolah termasuk mewujudkan proses pembelajaran yang dapat
menciptakan lingkungan psikososial yang sehat bagi seluruh masyarakat
sekolah. Terakhir, kebijakan-kebijakan dalam penggunaan rokok, penyalahgunaan
narkotika termasuk alkohol serta pencegahan segala bentuk
kekerasan/pelecehan.
6. Bekerja keras untuk ikut atau berperan serta
meningkatkan kesehatan, dengan cara memperhatikan masalah kesehatan yang
terjadi.
Upaya mengembangkan
“Sekolah Sehat” (Health Promoting School/HPS) melalui program UKS perlu
disosialisasikan dan dilakukan dengan baik. melalui pelayanan kesehatan
(yankes) yang didukung secara mantap dan memadai oleh sektor terkait lainnya,
seperti partisipasi masyarakat, dunia usaha, dan media massa. Sekolah sebagai
tempat berlangsungnya proses pembelajaran harus menjadi HPS, yaitu sekolah
yang dapat meningkatkan derajat kesehatan warga sekolahnya. Upaya ini
dilakukan karena sekolah memiliki lingkungan kehidupan yang mencerminkan
hidup sehat.
Cara Melaksanakan Pendidikan Kesehatan
di Sekolah
Pendidikan kesehatan memiliki
beberapa tujuan, yaitu memiliki pengetahuan tentang isu kesehatan, memiliki
nilai dan sikap positif terhadap prinsip hidup sehat, memiliki keterampilan
dalam pemeliharaan, pertolongan dan perawatan kesehatan, memiliki kebiasaan
hidup sehat, mampu menularkan perilaku hidup sehat, peserta didik tumbuh
kembang secara harmonis, menerapkan prinsip-prinsip pencegahan penyakit,
memiliki daya tangkal terhadap pengaruh buruk dari luar, memiliki kesegaran
jasmani dan kesehatan yang optimal Tujuan pendidikan kesehatan tersebut akan
tercapai dengan melakukan berbagai cara pelaksanaannya.
Cara melaksanakan pendidikan
kesehatan di sekolah dilakukan melalui penyajian dan penanaman kebiasaan.
Cara penyajian pendidikan lebih menekankan peran aktif peserta didik melalui
kegiatan ceramah, diskusi, demonstrasi, pembimbingan, permainan, dan
penugasan. Cara penanaman kebiasaan dilakukan melalui penugasan untuk
melalukan cara hidup sehat sehari-hari dan pengamatan terus menerus oleh guru
dan kepala sekolah. Keberhasilan pendidikan kesehatan ditentukan dengan
adanya keteladanan dan dorongan dari kepala sekolah, guru, pegawai sekolah,
dan orang tua. Keberhasilan itu juga ditentukan adanya hubungan guru dengan
orang tua peserta didik, apa yang diberikan oleh guru di sekolah hendaknya
juga didukung oleh orang tua di rumah.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar